Fungsi Pemimpin Dalam Organisasi
Alwni
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal:
pertama, adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah
kinerja suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan
organisasi adalah kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap
jenjang organisasi, kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan. Kenyataan
dan/atau gagasan, serta hasil penelitian tersebut tak dapat dibantah
kebenarannya. Semua pihak maklum adanya, sehingga muncul jargon “ganti
pimpinan, ganti kebijakan”, bahkan sampai hal-hal teknis seperti ganti tata
ruang kantor, ganti kursi, atau ganti warna dinding. Demikianlah, kepemimpinan
itu merupakan fenomena yang kompleks sehingga selalu menarik untuk dikaji.[1]
Dalam berbagai literatur, kepemimpinan dapat dikaji dari
tiga sudut pandang, yakni: (1) pendekatan sifat, atau karakteristik bawaan
lahir, atau traits approach; (2) pendekatan gaya atau tindakan
dalam memimpin, atau style approach; dan (3) pendekatan kontingensi
atau contingency approach. Pada perkembangan selanjutnya, fokus
kajian lebih banyak pada cara-cara menjadi pemimpin yang efektif, termasuk
dengan mengembangkan kesadaran tentang kapasitas spiritual untuk menjadi
pemimpin profesional dan bermoral.[2]
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik,
namun tetap sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan
berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah
pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti
karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia.
Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya.
Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader).
Pemimpin yang baik sebenarnya pemimpin yang mau berkorban dan peduli untuk
orang lain serta bersifat melayani. Tetapi, kenyataannya berbeda. Bila kita
lihat sekarang para pemimpin kita, dari lapisan bawah sampai lapisan tertinggi,
dari pusat hingga ke daerah-daerah. Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa
mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya, malah terlihat adanya
pemimpin-pemimpin yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan nasib
rakyat bawah, dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani masyarakat.
Karena kepemimpinan mereka lebih dilandasi pada keinginan pribadi dan lebih
mengutamakan kepentingan kelompok.[3]
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang
diuraikan, banyak permasalahan yang didapatkan. Permasalahan tersebut adalah :
1.
Apa saja teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan.?
2.
Apa fungsi kepemimpinan dalam organisasi.?
3.
Apa saja pendekatan kepemimpinan dalam organisasi.?
4.
Bagaimana kualitas kepemimpinan pendidikan.?
C.
Tujuan
Ada pun tujuan dari penulisan ini
adalah agar mahasiswa lebih memahami tentang kepemimpinan.
1.
Untuk mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan
kepemimpinan.
2.
Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan dalam organisasi.
3.
Untuk mengetahui pendekatan kepemimpinan dalam organisasi.
4.
Untuk mengetahui kualitas kepemimpinan pendidikan.
D.
Manfaat
Ada pun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai sarana
untuk menambah wawasan berfikir mengenai kepemimpinan yang berkaiatan dengan
teori, fungsi, pendekatan dan kualitas kepemimpinan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Konsep Kepemimpinan
Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan
dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup
berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau
beberapa orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas
dalam bentuk apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak dapat
dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihan-kelebihan
tertentu.
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
kompleks dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan
mencapai visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa
organisasi menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan
proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu
kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran-kemahiran
yang dimilikinya.
Seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektifapabila secara genetika memiliki bakat-bakat kepemimpinan, kemudian bakat-bakat
tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan
kepemimpinan serta ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori
kepemimpinan.[4]
Dahulu orang menyatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki
oleh seorang pemimpin itu merupakan bawaan psikologis yang dibawa sejak lahir,
khusus ada pada dirinya dan tidak dipunyai oleh orang lain sehingga disebut
sebagai Born Leader (dilahirkan sebagai pemimpin). Oleh karena
itu, kepemimpinannya tidak perlu diajarkan pada dirinya dan tidak bisa ditiru
oleh orang lain. Born Leader (dilahirkan sebagai pemimpin) dianggap memiliki
sifat-sifat unggul dan unik yang dibawa sejak lahir dan tidak dimiliki atau
tidak dapat ditiru oleh orang lain. Namun di zaman modern seperti sekarang,
dengan berbagai kegiatan yang serba teknis dan kompleks, dimana-mana juga
selalu dibutuhkan pemimpin. Pemimpin-pemimpin yang demikian harus dipersiapkan,
dilatih, dididik dan dibentuk secara terencana serta sistematis.
Seorang pemimpin (leader) dalam penerapannya
mengandung konsekuensi terhadap dirinya, antara lain; harus berani mengambil
keputusan sendiri secara tegas dan tepat (decision making), harus berani
menerima resiko sendiri, dan harus berani menerima tanggung jawab sendiri (the
principle of absoluteness of responsibility).[5]
Dari beberapa definisi tersebut diatas, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi individu dan/atau sekelompok orang lain untuk bekerja sama
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara
anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen
perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada
perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri
timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota
lainnya dalam kelompok
Anagora (1992) dalam Harbani (2008:5) mengemukakan, bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi
baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan
orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
mengikuti kehendak pimpinan itu.
Sedangkan
menurut D.E. McFarlan
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan
akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi
pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
J.M. Pfiffner mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
seni mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang di inginkan. Oteng
Sutisna mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil
inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan prosedur baru,
merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerja
sama kearah tercapainya tujuan.
Dr. Sudarman Danim mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mmengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung
dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.[6]
Kepemimpinan
adalah suatu proses memengaruhi orang lain untuk memahami dan menyetujui
tentang apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya, dan proses memfasilitasi
individu dan usaha kolektif untuk menyelesaikan sasaran bersama.[7]
1.2 Teori Kepemimpinan
Dari sejumlah literatur tentang
kepemimpinan, ada sejumlah teori kepemimpinan, diantaranya :
a.
Teori Sifat
Trait theory ini mempertanyakan sifat-sifat apakah
yang membuat seseorang menjadi pemimpin. Dan teori ini dapat disimpulkan bahwa
pemimpin adalah dilahirkan.
b.
Teori Kelompok
Menurut group theory ini,
agar kelompok-kelompok dalam organisasi bisa mencapai tujuannya maka harus ada
pertukaran positif antara pemimpin dan pengikut atau bawahan.
c.
Teori Situasional dan Model Kontijensi
Studi kepemimpinan ini berangkat dari anggapan bahwa
kepemimpinan seseorang ditentukan oleh berbagai faktor situasional dan saling
ketergantungan satu sama lainnya.
d.
Teori situasional Hersey dan Blanchard
Suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian kepada
para pengikut kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan memilih gaya
kepemimpinan yang tepat yang tergantung pada tingkat kesiapan atau kedewasaan
para pengikutnya.
e.
Teori pertukaran pemimpin-anggota
Para pemimpin menciptakan kelompok dalam dan kelompok luar.
Bawahan dengan status kelompok dalam mempunyai penilaian kinerja yang lebih
tinggi, tingkat keluarnya karyawan lebih rendah dan kepuasan yang lebih besar
bersama atasan mereka.
f.
Teori jalur tujuan
Hakikat dari teori ini adalah bahwa tugas pemimpin adalah
membantu pengikutnya mencapai tujuan dan untuk memberikan pengarahan atau
dukungan yang perlu guna memastikan tujuan mereka sesuai dengan sasaran
keseluruhan dari kelompok atau organisasi
g.
Teori sumber daya kognitif
Suatu teori yang menyatakan bahwa seorang pemimpin
memperoleh kinerja kelompok yang efektif dengan pertama-tama membuat rencana
keputusan dan strategi yang efektif dan kemudian mengkomunikasikannya lewat
perilaku pengaruh.
h.
Teori neokharismatik
Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik
emosional dan komitmen pengikut yang luar biasa.
2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a.
Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b.
Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding, controling.
Menurut Hadari Nawawi (1995:74),
fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada
didalam, bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha menjadi
bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.
Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi
kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja
keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan
organisasi.
Fungsi
kepemimpinan menurut Hadari Nawawi “memiliki dua dimensi yaitu:
a.
Dimensi yang
berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas
pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
b.
Dimensi yang
berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin
dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan
dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin”.
Sehubungan
dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat
dibedakan “lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan
apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu
memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan
perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang
yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
b. Fungsi
Konsultatif
Pemimpindapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai
komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam
usaha menetapkan keputusan yang
memerlukan
bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
c. Fungsi
Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari
tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
d. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin
memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang
diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara
bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan
dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin
seorang diri.
e. FungsiPengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat
mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan”.[8]
3. Pendekatan kepemimpinan dalam organisasi
Terdapat empat
pendekatan kepemimpinan yang dijelaskan dalam poin-poin berikut.
Kesuksesan dan
kegagalan pemimpin ditentukan oleh sifat yang dimilikinya sejak lahir
b. Pendekatan Keahlian
Individu
pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan sifat. Namun,
jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi pemimpin yang
dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada kemahiran dan
kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh seseorang yang ingin
menjadi pemimpin. Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang mampu
untuk menjadi pemimpin, maka pendekatan keahlian mempertanyakan apa yang harus
diketahui untuk menjadi seorang pemimpin. Kemampuan seseorang untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai
tujuan merupakan pengertian dari pendekatan keahlian.
c. Pendekatan Perilaku
Pendekatan
perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya kepemimpinan mampu
menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang pemimpin. Sikap dan gaya
kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya sehari-hari, cara ia memberi
perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong
semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin
kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil
keputusan dan sebagainya.
d. Pendekatan Situasional
Pendekatan
situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat tentang
kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja.
Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang bahkan organisasi
sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena lingkungan, semangat,
watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku
kepemimpinan.
4. Kualitas kepemimpinan pendidikan
Berbicara sebuah kualitas
kepemimpinan dalam sebuah organisasi baik organisasi formal maupun non formal
maka tidak akan terlepas dari sebuah pemikiran – pemikiran yang obyektif dalam
meningkatkan sebuah mutu organisasi dalam ketercapaian tujuan yang lebih
optimal, dan menurut WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang
pemimpin paling tidak harus memiliki tiga ciri, yaitu:
a.
Penglihatan
Sosial
Artinya suatu kemampuan
untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat
sehari-hari.
b.
Kecakapan
Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus
mempunyai otak yang cerdas, intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin
harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan
organisasi.
c.
Keseimbangan
Emosi
Orang yang mudah naik
darah, membuat ribut menandakan emosinya
belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian
tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana
tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.[9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori kepemimpinan membicarakan
mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang
pemimpin, dan teori tentang kepemimpinan itu diantaranya adalah teori
kelebihan, teori sifat, teori keturunan, teori kharismatis, teori bakat dan
teori sosial.
Tipe kepemimpinan adalah gaya atau
corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para
pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter
tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang ambisius
untuk menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin cenderung akan bersifat
otoriter.
DAFTAR
PUSTAKA
Thoha, Miftah.2007.Kepemimpinan
Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sudirman
Danim. Kepemimpinan Pendidikan. CV, Alfabeta, Bandung. 2012
Wibowo. Kepemimpinan. PT; Rajawali
Pers, Jakarta. 2016
https://yunit4m4l1aa.wordpress.com/2012/04/17/makalah-kepemimpinan-2/ diakses tanggal 24 September 2019
http://suhendraaw.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kepemimpinan-dalam organisasi.html diakses tanggal 25 September 2019
Syamsu Q. Badu &
Novianty Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi ,Ideas Publishing,
Gorontalo, 2017
Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan
Administrasi, Yogyakarta, 1986: Gajah Mada University Press
[1]http://suhendraaw.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kepemimpinan-dalam organisasi.html diakses tanggal
25 September 2019
[5]
Syamsu Q. Badu &
Novianty Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi ,Ideas Publishing, Gorontalo,
2017
[6] Sudirman Danim. Kepemimpinan
Pendidikan. CV, Alfabeta, Bandung. 2012
[7] Wibowo. Kepemimpinan.
PT; Rajawali Pers, Jakarta. 2016
[8] Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi ,Ideas Publishing, Gorontalo, 2017
This is great I'm also looking for sites to exchange links and I'd be happy to find more sites to exchange links Thanks.
BalasHapusremove white background | clipping mask
Clipping Path Service |
Clipping Path NYC | clipping path service in Usa | Ghost Mannequin Service | Cliping Mask |
Background Remove Photo