Corak Keperibadian Insan (manusia)
Corak Keperibadian Insan (manusia)
Al-Quran menurut filsafat apapun yang kita anaut, merupakan unsur
penting dan utama. Tidakah layak, walapun hanya untuk ini saja, kita tonjolkan
pendapatnya dalam hal ini dan dalam hal lain yang telah kita bahas dan kaji?.
Tentang Al-Quran sendiri yang diangap sebagai sumber syari’at islam
pertama dan terpenting, dan sumber-sumber yang mungkin untuk menjadi dasar
filsafat pendidikan, patutlah kita sebutkan pada baris-baris berikut
sebagaimana yang telah dikatakan oleh Dr. Mohamad fadhil El-jammaly .
“Sesungguhnya mereka (kaum muslimin)
tidak membaca Al-Quran kecuali pada tingkat pengajaran rendah, itupun
tanpa memahami maknanya dan menguasai dengan sempurna segala kandunganya.
Padahal sebenarnya Al-Quran itu pebendaharaan besa meliputi
pembendaharan-pembendaharaan kebudayaan manusia, terutama segi sepiritualnya.
Al-Quram merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum,dan juga kitab
pendidikan sosial, dan sepiritual secara kehusus.
Kalau filsafat berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai
keujungnya, begitu pula megkaji hubungan dan kaitanya antara manusia dengan
manusia lain, antara mausia dengan alam jagat dan manusia dengan pencipta alam
jagat, maka filsafat Al-Quran meliputi itu semua. Jika pendidikan berusaha memelihara
individu dan pertumbuhanya pada umat manusia saja, maka Al-Quran berusaha
mendidik mahluk seluruhnya termasuk manusia.
Diantara sumber-sumber tambahan yang mungkin menjadi dasar,
perinsip-perinsip,kepercayaan-kepercayaan, dan kandungan-kandungan filsafat
pendidikan islam ialah sebagai berikut:
a.
Ciri-ciri
pertumbuhan pengajaran dari segi jasmani, intelektual, temperament, emosi,
spiritual, keperluan-keperluan, dan pergerakan-pergerakan yang bermaan-macam.
Begitu juga dengan sifat-sifat, ciri-ciri keistimewaan, kebolehan dan
peroses=peroses intelektual yang bermacan-macam, temasuk pengamatan , ingatan,
gambaran, kehayalan, pengajaran, pemikiran, dan lain-lain. Begitu juga
teori-teori yang diterima akal, penenuan-penemuan dalam penyelidikan inilah yang
sah yang berkaitan dengan sifat-sifat, bentuk dan peroses pertumbuhan manusia
yang ermacam-macam.
b.
Nilai-nilai
dan teradisi-teradisi sosial ang baik yang memberikan kepada masyarakat ontoh
keislaman/ atau ke araban yang tidak menghalangi kemajuan mengikuti semangat
zaman, dan keperluan-keperluan kebudayaan, sosal, ekonomi dan politik bagi
masyarakat.
c.
Hasil
penyelidikan dan kajian-kajian pendidikan dan pisikologi yang berkaitan dengan
sifat-sifat, dan pungsi-pungsi sangat penting. Peroses pertumbuhan kebudayaan,
sosial, ekonomi, politik, spiritual, bagi masyarakat perlu dikaji.begitu juga
perinsip-perinsip kepercayaan, dan andai-andai yang dibuat oleh ilsafat modern,
dengan syarat bahwa itu harus sesuai dengan roh syariat islam.
d.
Perinnsip-perinsip
yang menjadi dasar filsafat politik, ekonomi dan sosial yang dilaksanakan oleh
Negara, dan piagam-piagam serta perinsip-perinsip perhimpunan-perhimpunan
serantau (regional) dan internasional yang meliputi berbagai Negara seperti
Liga Arab,Persatuan Negara-negara Afrika, Perserikatan Babngsa-bangsa, dan juga
perhimpunan-perhimpunana cabang yang termasuk dalam induk organisasi induk
tersebut.
Unsur-unsu
syarat filsapat islam untuk pemdidikan
Filsafat
pemdidkan islam yang ingin kita bina pada masyarakat pendidkan islam, haruslah
mengandung berbagai-bagai unsur dan syarat, yang akan kita terangkan dibawah
ini.
- a.
Filsafat
pendidikan islam itu dalam segala perinsip, kepercayaan dan kebudayaan, sesuai
dengan ruh (spirt) Islam. Faham sadar dan sehat terhadap akidah, ajaran dan
undang-undangnya. Tanpa syarat-syart itu
tidaklah dapat disebut pendidkan islam.
- b.
Filsafat
pendidkan islam itu berkaitan dengan realitas masarakat dan kebudayaan serta
sistem sosial, ekonomi dan politik. Begitu pula dengan aspirasi, cita-cita,
kebutuhan, dan maalah-masalah manusia didalamnya, itulah filsafat yang baik
tidak tegak diawang-awang dan tidak terasing dari realitas kebudayaan dan sosial atau menghindarinya.
Tetapi harus berkaitan rapat dengan realitas berbentuk dan selaras dengan
kebudayaan yang hidup dan dengan sitem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang
berkuas didalam masyarakat.
- c.
Dia
harus bersifat terbuka terhadap segala pengalaman kemanusiaan yang baik, sebab
hikmah itu adalah benda yang hilang bagi orang mukmin dan diambilnya dari
tempat bertemunya benda itu.
- d.
Pembinaanya
haruslah didasarkan atas hasil dan pengalaman yang lama dan berhasil atau
kajian yang mendalam dan luas terhadap berbagai faktor dan aspek-aspek
kehidupan, serta berbagai ilmu, cabang-cabang pengetahuan, dan pengalaman
kemanusiaan. Hal itu harus sesuai pada perinsip-prinsipnya dengan hasil-hasil
penyelidikan dan kajian-kajian dalam berbagai bidang pengetahuan kemanusiaan.
- e.
Itu
harus bersifat universal yang mengambil ukuran berbagai faktor, spiritual,
budaya, sosial, ekonomi, politik pendidkan dan pisikologika yang akan
mempengaruhi peroses dan usaha-usaha pendidikan. Dan harus mengandung sejumlah
besar perinsip dan kepercayaan yang layak untuk membingbing segala aspek
peroses pendidikan: menentukan tujuan pendidikan, membentuk kurukulum
pengajaran, memilih metode dan alat-alat pengajaran, bingbingan dan penilaian
pendidkan, alat-alat administrasi pendidkan
dan penyediaan suasana pisikologi yang sesuai dengan pengajaran.
- f.
Oleh
sebab sumber filsafat pendidkan islam bermacam-macam yang hamper meliputi
segala ilmu islam, segala ilmu sosial, kemanusiaan, segala sains, segala
filsafat yang berkuas dewasa ini, maka filsafat pendidikan yang diambil dari
sumber ini semuanya harus bersifat memilih (selective). Dipilih yang penteng
sesuai dengan ruh agama Islam.
- g.
Harus
bebas dari segala pertentangan dan persangahan antar prinsip-perinsip dan
kepercayan-kepercayaan yang menjadi dasarnya, dan diantara prinsip-prinsip ini
serta pelaksanaanya pada bidang pendidikan amali. Ada dua maca keselarasan dan
kesesuaian yang harus ada pada filsafat yang baik. Salah satu diantaranya yaitu
kesesuayan antara bermacam-acam bagian filsafat. Prinsip-perisip dan
kepercayaan yang menjadi dasarnya. Yang
kedua kesesuaian antara nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar
filsafat itu an pelaksanaanya amali bagi filsafat tersebut .
- h.
Harus betul atau sehat dari segi andaian,
contoh dan fikiran-fikiran yang menjadi dasarnya, dan dipisahkan (classification) dengan terperinci dan jelas.
Filsafat pendidikan yang baik itu haruslah merupakan percobaan yang sungguh-sunguh
terhadap pemikiran pendidikan yang sehat, dalam dan jelas, serta serta untuk
menjelaskan, dan menyederhanakan perisip-prinsip, konsep-konsep,
andaian-andaian yang harus menjadi dasar peroses pendidkan dalam
segala-galanya.
- i.
Penentuan
terakhir harus berjalan atas dasar kerjasama yang kolektif dan fakar-fakar ikut
serta, pekerja-pekerja, dan orang-orang yang menaruh minat terhadap pendidikan
dan pengajaran terhadap fikiran filsafat,berbagai ilmu dan bidang-bidang
pengetahuan yang brtkaitan dengan filsafat pendidikan. Kerja-kerja kolektif itu mempunyyai pola dan bentuk yang banyak
serta boleh dipilih yang sesuai dengan suasana yang sesuai dengan negri kita.,
dan apa yang telah dibuktikan oleh pengalaman atas kejayaan dan dinamikanya
pada kerja-kerja sepert penentuan filsafat pendidkan.
- j.
Itu
harus bersipat dinamika fleksibel, dapat diubah dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan penyelidikan dan kajian-kajian pada bidang pendidikan yang
bermacam-macam. Begitu juga dengan perkembangan yang berlaku dengan ijtihad dan
tafsir-tfsir yang betul terhadap hukum-hukum agama, dan juga sesuai dengan
perkembangan pengalaman amali pada bidang pengajaran dinegri kita di
negri-negri yang serupa dengan negri kita pada keadaan drajat perkembanganya,
dan potensi-potensi manusia dan materinya. Maka filsaat yang jelas itu haruslah
tunduk kepada penilaian yang terus menerus dan harus diubah dan ditukar,jika
jika dirasa perlu.
Prof. Dr. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany. Filsafah pendidikan islam ,
Judul Asli :فلسفة التربية الاسلامية
(Bulan Bintang, Jakarta:1979) penerjemah Hasan Langgulung.
Komentar
Posting Komentar