Ekonomi dalam pendidkan dalam islam


Ekonomi dalam pendidkan dalam islam

     Dalam pendidkan islam telah meletakan dasar-dasar yang menjadi tempat-tempat berdirinya pendidikan islam itu, maka juga dalam ekonomi islam telah meletakan dasar-dasar pokok tempat ekonomi islam itu berdiri. Dengan kata lain kita ingin menerangkan disini hubungan ekonomi dengan pendidkan dilihan dengan kacamata islam.
Ekonomi Islam mempunya ciri-ciri khas yang membedakanya dari ekonomi buatan manusia. Ciri-ciri tersebut dapat kita ringkas sebagai berikut:
1.      Ekonomi Islam adalah  salah satu bagian dari sistem Islam menyeluruh.
Kalu ekonomi ciptaan manusia, karena sebab-sebab kondisi pertumbuhan, telah berpisah dari agama, maka ekonomi islam bertalian erat dengan agama, aqidah dan syari’at Islam.
Perkaitan ekonomi Islam dengan aqidqh dan syariat Islam itulah yang memberi aktiitas ekonomi dalam islam sesuatu corak ibadah dan tujuan mulia, berlainan dengan aktivitas ekonomi dalam sistem-sitem bikinan manusia, juga menjadikan pengawasan pelaksanaan aktivitas bersifat pengawasan sendiri. Kerangan sebagai berikut:
a.       Aktivitas Ekonomi Dalam Islam Memiliki Ciri-ciri Ibadah.
Akidah ini, sebenarnya, dianggap pelaksanaan terhadap suatu perinsip yang lebih luas yang tujuanya dalah: setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang mslim, baik bersipat ekonomi maupun tidak,bias berubah dari perbuatan materialistis bias kepaa ibadah diman ia diberi pahala kalu dengan perbuatanya itu ia mengharapkan kerdhaan Allah, dan memusatkan niatnya kepad-Nya. Inilah yang ditunjukan peranan besar yang dimainkan oleh niat untuk merubah perbuatan bias kepada ibadah diman seseorang diberi pahalakarena mengerjakanya hal yang dimaksud oleh Rasulullah saw. Yang diriwayatkan oleh Umar Bin Khattab ra. “hanya saja perbuatan dengan niat. Dan bagi tiap anusia apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Barang isapa hijrahnya kepada dunia maka maka ia akan mendapatnya atau wanita utuk dikawininya, maka hijrahnya adalah untuk apa ia berhijrah”. ( H.R. Al-Bukhari dan Muslim).
b.      Aktivitas Ekonomi Dalam islam Mempunyai tujuan Yang Mulia
Sistem ekonomi bikinan manusia, baik kapitalisme atau sosialisme, bertujuan mencapai kegunaan material semata-mata. Itulah tujuannya dan ujungnya. Akibat terjadinya persaingan sengit yang berlaku di antara kamp berbagai Negara dengan tujuan menguasi ekonomi dan memonopoli pasar dan sumber-sumber bahan mentah diberbagai Negara.
Persaingan inilah yang menyebabkan dua perang dunia, yang pertama dan kedua, dan itu jugalah yang mengancam dunia sekarang dengan perang dunia ketiga dalam nuklir di antara kamp kapitalis dan komunis.
Sedangkan dibawah ekonomi Islam walapun bertujuan mencapai tujuan material, ia tidak menjadikannya tujuan sendiri, tetapi sebgai jalan kepada tujuan yang lebih besar dan maksud yang lebih mulia yaitu memakmurkan bumi dan menyiapkan bumi dan menyiapkanya untuk tempat hidup manusia sebab patuh kepada Allah dan melaksanakan kehalifah di bumi ini, sebab beriman bahwa manusia akan berhadapan dengan penciptanya dan ditanya tentang khalifah ini dan yang telah ia baktikan kepadanya.
c.       Pengawasan Mengamalkan Aktivitas Ekonomi Dalam Islam Adalah Pertama Sekali Pengawasan Sendiri
Sistem ekonomi Islam disamping pengawasan undang-undang yang dijalankan oleh penguasa-penguasa, ada pengawasan yang lebih kerasa dan lebar berkesan yaitu pengawasan hati nurani Muslim yang tegas diatas keinaman kepada Allah dan hisab di hari akhirat. Hati nurani ini adalah hasil bumiIslam , Iklim Islam, dan pendidkan Islam yang hidup bersama dengan Al-Quran dan Sunnah yang mendengar dan mendapat pengaruh dari keduanya.. Seperti firmsn Allah swt: “ Dimana bersamamu diman saja kamu berada” (Q.S. 2:115)
2.      Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbangan Antar Kemaslahatan Masyarakat
Ekonomi islam mempunyai kebijaksanaan  sendiri yang tidak hanya bergantung pada individu saja seperti seperti halnya ekonomi kapitalis, dan juga tida pada masyarakat saja seperti halnya ekonomi sosialis, tetapi kebijaksanaan ini berdasarkan pada pemeliharaan kedua kepentingan ini sekaligus dan beusaha mencipta keseimbangan antara keduanya dengan kata lain, islam mengakui kemaslahatan individu dan kemaslahatan masyarakat selama tidak ada pertentangan antara keduanya atau sintesis antara keduanya bias dibuat. Buktinya adalah bahwa Islam, dalam bidang hak milik, mengakui hak milikperseorangan dan mengakui juga, dalam waktu yang sama, hak milik kelektif. Jadi yang stu tidak dibatalkan untuk kepentingan yang lain. Dalam bidang kebebasan, ia mengakui kebeasan individu, tetapi tidak berlebih-lebihan dalam hal itu sehinga membebaskanya tanpa ikatan yang bias memudarkan masyarakat.





 Prof. Dr. Hasan Langgulung, Asas-asas pendidikan islam ( PT. Pustaka Al Husna baru, Jakarta: 2003) 


Komentar

Postingan Populer