Perinsip Sistem Pendidikan dan Pelatihan


Kikin Al-Qindi 
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam organisasi melebihi modal, teknologi, dan uang. Hal ini karena modal, teknologi dan uang dikendalikan oleh manusia. Mengkaji sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen, dan pengembangan organisasi. Keterkaitan antara aspek aspek manajemen itu sangat erat sehingga sulit bagi kita untuk menghindari dari pembicaraan secara terpisah antara satu dan lainnya.
Pada prinsipnya, potensi manusia menyangkut dua aspek, aspek kuantitas dan kualitas. Aspek kualitas hanya mampu dicapai dengan adanya pengembangan sumber daya manusia karena sumber daya manusia merupakan faktor yang paling memengaruhi kehidupan. Kemampuan manusia untuk memengaruhi alamnya menunjukkan bahwa posisi sumber daya manusia sangat sentral adanya.
Untuk itu, potensi manusia perlu dikembangkan melalui proses pengembangan sumber daya manusia dalam rangka terwujudnya manusia seutuhnya atau manusia yang berkualitas sesuai dengan hakikat dan sasaran pembangunan nasional Indonesia. Salah satu sasaran yang perlu dibangun adalah daya yang bersumber dari manusia, dan manusia yang menghasilkan daya itu pun harus dibangun atau dikembangkan.
Sumber daya manusia yang ada hendaklah dikembangkan sedemikian rupa guna mencapai kesejahteraan. Pengembangan sumber daya manusia ini sangat diperlukan karena memiliki aspek yang penting bagi peningkatan produktivitas sumber daya manusia dan juga memiliki tujuan tertentu yang pastinya harus dicapai demi kemajuan pembangunan suatu bangsa.
Salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia adalah dengan mengadakan atau mengikuti kegiatann pendidikan dan pelatihan (Diklat) dimana pendidikan dan pelatihan ini merupakan suatu proses pembelajaran dalam organisasi atau institusi yang mengarah pada perubahan sikap dan perilaku pegawai agar memenuhi harapan kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik internal maupun eksternal. Pendidikan dan pelatihan lebih difokuskan pada keterampilan yang mengearahkan peserta untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan demikian, aktivitas praktik dalam diklat memiliki porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan mempelajari teori.
Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Pelatihan dan pendidikan yang terbaik harus disediakan dan diberikan oleh organisasi, perusahaan, lembaga dan instansi agar dapat menghasilkan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang bagus untuk bersaing dengan sumber daya manusia atau tenaga kerja dari organisasi, perusahaan, lembaga dan instansi yang lain.
Untuk menyelenggarakan diklat yang baik, maka diperlukan pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan yang baik pula, karena dengan sistem pendidikan dan pelatihan yang baik akan membangun bangsa yang maju dan mandiri serta akan terbentu ketangguhan kualitas manusia dan masyarakatnya, kekukuhan ekonomi, ketahanan nasional, penguasaan iptek yang didukung dengan upaya mempertahankan serta meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, mengenai meningkatkan sumber daya manusia dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang baik, agar hasil dari kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut dapat memaksimalkan kinerja para peserta pelatihan maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana “Prinsip-prinsip Sistem Pendidikan dan Pelatihan”.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.      Apa pengertian pendidikan ?
2.      Apa pengertian pelatihan ?
3.      Apa pengertian pendidikan dan pelatihan ?
4.      Apa saja prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan ?

C.    Tujuan Penulisan 
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2.      Untuk mengetahui pengertian pelatihan
3.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan dan pelatihan
4.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan pelatihan

D.    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diantaranya yaitu hasil penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi pada mata kuliah Pendidikan dan Pelatihan yang terfokus pada pembahasan mengenai prinisp-prinsip sistem pendidikan dan pelatihan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[1]
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Latin educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak, sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi, Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.[2]
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pengertian Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih baik. Pendidikan dapat mengembangkan karakter melalui berbagai macam kegiatan, seperti penanaman nilai, pengembangan budi pekerti, nilai agama, pembelajaran dan pelatihan nilai-nilal moral, dan lain sebagainya.
Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.[3]
Menurut Oemar Hamalik “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat”.[4]
Menurut Muhibbin Syah Pendidikan berasal dari kata "didik", lalu kata ini mendapat awalan "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya, memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.[5] Siagian memeberikan defines pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.[6] H. Fuad Ihsan, 2005: 1 - Pengertian  pendidikan secara sederhana adalah “Usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan”.[7]
Dari penjelasan beberapa ahli pendidikan diatas mengernai pengertian pendidikan, maka secara sederhana pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. Juga, setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.

B.     Pengertian Pelatihan
Bernard Keys dan Joseph Wolfe dalam Richard L. Daft mengemukakan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan upaya terencana yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi pegawai untuk mempelajari berbagai keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan.[8]
Menurut Mondy pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang guna memberi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan para pembelajar untuk dapat melaksanakan pekerjaan mereka pada saat ini.[9] Sedangkan Dessler menyatakan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan bagi karyawan baru maupun karyawan yang sudah ada dalam melakukan pekerjaannya.[10]
Menurut Bartol dalam Sri Wiludjeng pelatihan dan pengembangan merupakan suatu usaha perencanaan untuk menfasilitasi karyawan mempelajari tingkah laku yang berhubungan dengan pekerjaannya yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan.[11] Tujuan pelatihan menurut Moekijat adalah memberikan informasi mengenai organisasi kapada karyawan baru, memberikan pengetahuan yang lebih banyak dan lebih luas terhadap karyawan baru, mengurangi tingkat kecelakaan pekerjaaan yang tidak baik dan kerusakan pada mesin maupun perlengkapan kerja, membantu karyawan menyesuaikan diri terhadap metode-metode dan proses-proses baru yang terus-menerus diadakan, dan mengurangi ketidakpuasan karyawan, absensi, dan perpindahan pegawai.[12]
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka pelatihan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan kemampuan karyawan berupa pengetahuan dan keahlian yang dapat diterapkan dalam bidang kerja masing-masing karyawan sesuai dengan kebutuhan karyawan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

C.    Pendidikan dan Pelatihan
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan merupakan salah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia pada setiap unit kerja juga akan berhubungan dengan hakikat pendidikan dan pelatihan.
Menurut Sumarsono pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan SDM. Pendidikan dan pelatihan tidak hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja, dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas kerja.[13]
Pelatihan menurut Dessler adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam dunia kerja. Pegawai, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan. Karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.[14]
Pengertian Pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.[15]
Pendidikan bagi pegawai merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar pegawai semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Biasanya pendidikan dan pelatihan merujuk pada pengembangan ketrampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera.
Menurut Rivai pelatihan merupakan bagian yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktek daripada teori. Pendidikan dan pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.
Menurut pasal 1, Peraturan Pemerintah Nomor. 101 Tahun 2000 disebutkan bahwa Pendidikan dan pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan jabatannya. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil merupakan suatu proses meningkatkan pengetahuan, teori-teori yang berkaitan dengan pekerjaan dan keterampilan seorang Pegawai Negeri Sipil agar tujuan pemerintahan dapat tercapai dengan maksimal.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan memang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan dan pelatihan adalah penciptaan suatu lingkungan dimana pegawai dapat meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan sikap untuk membantu organisasi mencapai sasaran. Dengan pengertian seperti diatas pelatihan sering disama artikan dengan pendidikan karena memiliki suatu konsep yang sama yaitu memberi bantuan pada pegawai untuk berkembang.
Secara umum pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada personil dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka, terutama dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kepemimpinan atau manajerial yang diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, pada pasal 31 mengatur tentang pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil (PNS) yaitu untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya, diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan PNS. Untuk membentuk sosok pegawai negeri sipil yang dimaksudkan di atas, diperlukan Diklat yang mengarah pada:
1.      Peningkatan semangat dan pengabdian yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan tanah air.
2.      Peningkatan kompetensi teknis, manajerial atau kepemimpinan, peningkatan efisiensi, efektifitas, kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil pasal 2 dan 3, bahwa Diklat bertujuan agar:
1.      Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara operasional dengan didasari kepribadian etika pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan instansi.
2.      Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
3.      Memantapkan sikap dan semangat kepribadian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, pemberdayaan masyarakat.
4.      Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola berpikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.
Sasaran Diklat adalah terwujudnya Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing. Dasar kebijakan Diklat dalam peraturan pemerintah adalah:
1.      Diklat merupakan bagian integral dan sistem pembinaan PNS,
2.      Diklat mempunyai keterkaitan dengan pengembangan karier PNS,
3.      Sistem Diklat meliputi proses identifikasi kebutuhan, perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi,
4.      Diklat diarahkan untuk menyiapkan PNS agar memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan dalam kebutuhan organisasi termasuk pengadaan kader pimpinan dan staf.
Dari uraian di atas, pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan belajar bagi setiap pegawai untuk meningkatkan pengetahuannya terhadap organisasi dan tujuan organisasi, meningkatkan wawasan, ketrampilan baik bagi pegawai baru maupun pegawai yang akan menduduki jabatan tertentu ataupun pegawai dengan kualifikasi keahlian tertentu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

D.    Prinsip-prinsip Sistem Pendidikan dan Latihan
Pelaksanaan pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri Manullang mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pelatihan, yaitu[16] :
1.      Individual Difference
Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya perbedaan perseorangan pengikut training baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan. Sehingga pelatihan tersebut memberikan hasil yang memuaskan.
2.      Relation to Job analysis
Job specification untuk suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan pendidikan yang harus dimiliki calon pekerja untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan berhasil. Oleh karena itu bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan dengan apa yang dinyatakan dalam job specification.
3.      Motivation
Orang akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan kedudukan adalah beberapa daya perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para pengikut pelatihan.
4.      Active Participation.
Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut pelatihan turut aktif selama pelatihan berlangsung.
5.      Selection of Trains
Seleksi atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga agar perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada  mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti pelatihan dengan berhasil. Adanya seleksi juga merupakan perangsang.
6.      Selection of Trainer
Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar perlu suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula bahwa salah satu asas penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang berminat dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar.
7.      Trainer Training
Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang menguasai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada orang lain.
8.      Training method
Metode pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan. Misalnya metode memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor. Karenanya dalam program pelatihan harus pula diperhatikan metode pendidikan yang bagaimana yang harus dianut dalam memberikan pelatihan.
9.      Principles of Learning
Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman tentang cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan. Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta pelatihan.”
Menurut Mc Gehee yang dikutip oleh Mangkunegara (2003 : 51) Merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan sebagai berikut[17]:
1.      Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan.
2.      Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.      Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.
4.      Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari peserta.
5.      Menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.”
Prinsip-prinsip umum pelaksanaan pelatihan yang efektif menurut Semito (1996 : 115) mengatakan bahwa pelatihan perlu memperhatikan prinsip-prinsip antara lain[18] :
1.      Sasaran pelatihan
2.      Latihan
3.      Bahan-bahan latihan
4.      Metode-metode latihan
5.      Peserta
Uraian di atas dapat menjelaskan beberapa prinsip pelatihan yang efektif, yaitu :
1.      Pelaksanaan pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas, yang bisa diuraikan dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur, mengapa   demikian. Jika sasaran pelatihan itu tidak jelas maka tidak akan diketahui efektifitas dari pelatihan itu sendiri.
2.      Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perusahaan.
3.      Bahan pelatihan yang sesuai dan jelas, disusun berdasarkan sasaran pelatihan
4.      Setelah bahan pelatihan ditentukan, maka berikutnya menyusun metode pelatihan yang tepat. Apabila metode pelatihan tidak tepat maka sasaran pelatihan juga tidak akan dicapai.
5.      Peserta adalah komponen yang cukup penting dalam pelaksanaan pelatihan, sebab berhasilnya suatu program tergantung pada pesertanya.










BAB III
PENUTUP

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu prinsip perencanaan dalam pendidikan dan pelatihan adalah materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan, tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran, adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari peserta, menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.”
            Demikian makalah yang dapat saya buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah kazanah keilmuan bagi kita semua.




[1] Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III, Balai Pustaka
[2] Tim Pakar Manajemen Pendidikan UNM. 2003. Manajemen Pendidikan Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidika. Malang. Universitas Negeri Malang. Hal.8
[3] Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan. Jakarta:Departemen Agama. Hal.5
[4] Oemar Hamalik. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Hal.79
[5] Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.10
[6] Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I, Cetakan Ketiga Belas,. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.273
[7] Fuad Ihsan. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal.1
[8] Daft, Richard L.. 2011. Era Baru Manajemen. Terj. Edisi kesembilan buku II bekerja sama dengan Tita Maria Kanita. Jakarta: Salemba. Hal.122
[9] Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terj. Edisi kesepuluh jilid I bekerja sama dengan Penerbit Erlangga. Jakarta: Erlangga. Hal.210
[10] Dessler, Gary. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia . Terj. Edisi kesepuluh jilid I bekerja sama dengan Paramita Rahayu. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang. Hal.280
[11] Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.131
[12] Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju. Hal.83
[13] Tim Pakar Manajemen Pendidikan UNM. 2003. Manajemen Pendidikan Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidika. Malang. Universitas Negeri Malang. Hal.20
[14] Dessler, Gary. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia . Terj. Edisi kesepuluh jilid I bekerja sama dengan Paramita Rahayu. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang. Hal.285
[15] Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan. Jakarta:Departemen Agama. Hal.9
[16] Suryana, Agus. 2006. Panduan Praktis Mengelola Pelatihan. Jakarta: EDSA Mahkota. Hal.86
[17] Bayu, Chandra. 2014. Prisip Pendidikan dan Pelatihan. (Online). (http://chandrabayuu.blogspot.co.id/2014/03/pelatihan-pengertian-prinsip-dan-lainnya.html) diakses 01 April 2019.
[18] Zahidi, Syukron. 2014. Konsep Pendidikan dan Pelatihan. (Online). (http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/konsep-pendidikan-dan-pelatihan.html) diakses 01 April 2019.

Komentar

Postingan Populer