Bentuk-Bentuk Insentif.



Menurut Winardi bentuk-bentuk penghargaan atau insentif dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1). Material berupa gajih atau upah, kenaikan gajih/upah, rencana-rencana bonus, rencana-rencana perangsang, 2). Imbalan diluar gajih berupa istirahat kerja, dan bonus, 3). Penghagaan sosial berupa penghargaan informal, pujian, senyuman, umpan balik evaluative, isyarat-isyarat npnverbal, tepukan dibahu, meminta saran, undangan minum kopi bersama atau makan bersama, penghargaan formal, dan plakat dinding, 4) Tugas itu sendiri seperti perasaan berprestasi, pekerjaan dengan tanggung jawab lebih besar, rotasi kerja, dan sebagainya,  5). Diterapkan sendiri berupa penghargaan terhadap diri sendiri, pujian untuk diri sendiri, ucapan selamat untuk diri sendiri.[1]
 Bentuk insentif bisa juga berupa: ganjaran-ganjaran sosial,stiker, tanda penghargaan bahwa seorang telah mendapatkan penghargaan atas tingginya prestasi yang dicapai, pernyatan tertulis, ganjaran kerja yang lain juga seperti, waktu bebas (luang), dan juga bisa dengan liburan bersama.[2] Pemberian insentif terhadap guru tidak selalu berkaitan dengan materi langsung. Insentif dapat juga berupa pelatiahan dan fasilitas belajar yang akan meningkatkan kompetensi guru. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan sekolah ialah pemberian insentif, baik yang bersifat materiil maupun nonmateriil. Insentif yang tepat akan mendorong kuliatas kinerja dan pengembangan kompetensi guru meningkat. Karena guru merasa nyaman dan keberadaann serta kreativitasnya mendapat penghargaan dari sekolah[3].



[1] Daryanto,Pengelolaan budaya dan iklim sekolah, 96.
[2] Meodjiarto, Sekolah unggulan, (Jakarta:CV, Duta Graha Putaka,2002),117
[3] Jejen musfah,Peningkataan kompetensi guru, () 70


Komentar

Postingan Populer