Sejarah Singkat Lahirnya Tentara Nasional Indonesia
Sebagai Negara yang wilayah luas, tentara mutlak diperlukan sebagai bentuk pertahanan. Sebutan TNI (Tentara Nasional Indonesia), lebih dikenal dengan sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Terbentuknya TNI berpangkal dari maklumat pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Beberapa minggu setelah proklamasi kemerdekaan, President Sukarno masih bersikap hati-hati. Hal ini berkaitan dengan sikap Jepang yang tidak senang kalau terjadi perubahan status quo (dari Negara jajahan menjadi negara yang merdeka), apa lagi sampai memiliki tentara. Sejak Jepang menyerah kepada sekutu, Jepang menjaga Indonesia agar jangan sampai terjadi perubahan sampai sekutu tiba di Indonesia. Oleh karena takut kepada pengertian sekutu, maka Jepang bersikap keras kepada Indonesia, sikap keras dan ketidak senangan Jepang terhadap Indonesia, misalnya melucuti persenjataan dan sekaligus membubarkan Peta pada tanggal 18 Agustus 1945. Jepang khawatir peta akan menjelma menjadi tentara Indonesia. Oleh karena itu presiden Sukarno bersikap lebih hati-hati, agar Republik Indonesia tetap dapat berlangsung.
Pada tanggal 19 Agustus 1945 diluar parlemen itu, pemuda yang dipimpin oleh Adam Malik mengadakan rapat di parapatan 10. Hadir pula Kasman, Ki Hajar Dewontoro dan sutan Sjahrir. Pada saat itu Presiden dan Wakil Presiden dipaksa untuk hadir, karena para pemuda ingin mengajukan tuntutan, yaitu Lahirnya Tentara Republik Indonesia yang berasal dari bekas tentara PETA. Setelah melalui proses panjang, pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mengadakan rapat paripurna yang menghasilkan tiga hal yaitu, tentang Komite Nasional, Partai Nasional, dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Sampai akhir bulan September 1945, ternyata Indonesia belum memiliki kesatuan dan organisasi ketentaraan secara resmi dan profesional.
Pada tanggal 19 September 1945, mendarat lagi tentara Inggris yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Hal ini menimbulkan kemarahan bagi bangsa Indonesia. Akhirnya timbul berbagai insiden dan perlawanan terhadap kekuatan asing, terutama terhadap Belanda.
Dengan demikian ancaman dari kekuatan asing semakin besar. Para pemimpin Negri menyadari bahwa sulit mempertahankan negara dan kemerdekaan tanpa suatu tentara atau angkatan perang. Sehubungan dengan itu mak pemerintah memanggil bekas mayor KNIL, Urip Sumoharjo dan ditugasi untuk membentuk tentara kebangsaan. Ia termasuk lulusan pertama dari Sekolah Perwira di Meester Cornelis yang didirikan Belanda.
Kemudian dikeluarkan maklumat pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Adapun Maklumat itu berbunyi sebagai berikut.
Untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan suatu Tentara Keamanan Rakyat.
Soekarno Jakarta, 5 Oktober 1945 Presiden Republik Indonesia
Kemudian pada tanggal 1 Januari 1946 pemerintah mengubah nama TKR (Tentara Keamanan Rakyat) menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Belum genap satu bulan TKR diganti menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia)
Pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden mengeluarkan dekat yang berisi tentang pembuatan panitia yang disebut Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional. Panitia itu dipimpin langsung oleh Presiden Sukarno.
Setelah panitia itu bekerja, akhirnya keluar penetapan Presiden tentang pembuatan organisasi TNI (Tentara Nasional Indonesia). Mulai tanggal 3 Juni 1947, secara resmi telah dilakukan berdirinya TNI sebagai penyempurnaan dari TRI.
Di Lansing dari, Sejarah Indonesia (KAMENDIKBUD RI)
Komentar
Posting Komentar