Konsep dan Pengertian Mutu Pendidikan
Konsep dan Pengertian Mutu Pendidikan
Banyak depinisi tentang mutu
atau kualitas. Dalam kamus besar bahasi Indonesia mutu adalah suatu nilai atau
keadaan. Sedangkan pengertian mutu menurut para ahlih sebagai brikut:
Crosby mendefinisikan mutu kualitas adalah
sesuatu yang disayaratkan atau di standarkan. Suatu peroduk memmiliki kualitas
apabila ada standar yang ditentukan, standar kualitas meliputi bahan baku,
proses produksi dan produksi jadi.[1]
Elliot menyebutkan mutu adalah suatu yang berbeda
untuk orang yang berbeda tergantung pada waktu dan tempat atau dpat dikatakan
sesuai dengan tujuan.[2]
Menurut American Society For Qualiti Control mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau suatu jasa yang menunjukan kemampuan untuk kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi.[3]
Penge mbanganmutu pendidikan merupakan sesuatu yang esensial, konsep mutu pada lembaga pendidikan secara universal banyak mengadopsi dari dunia industri perusahaan, konsep mutu banyak dilahirkan dari ranah dunia industri yang dapat dipahami sebagai masuknya perbaikan mutu pendidikan.[4]
Sedangkan dalam kontek mutu
pendidikan mutu mengacu kepada in put, process, out put dan dampak. Mutu
input dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain sebagai brikut:
1.
Situasi dan kondisi baik atau
didaknya sumber daya manusia seperti pimpinan, dewan guru dan setap lianya yang
dapat memenuhi kereteria.
2.
In put berupa prangkat lunak seperti
pelaturan dan stuktur organisasi.
3.
Mutu in put yang
bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, misi dan cita-cita.[5]
Muttu process,
pembelajaran mengandung arti kemampuan terhadap sumberdaya yang ada di suatu
pendidikan, seperti nilai kesehatan, keamanan, kedisiplinan dan kepuasan.[6]
Sedangkan mutu out put
pendidikan akan dikatakan bermutu apabila mampu menciptakan keunggulan akademik
dan ekstra kulikuler bagi peserta didik.[7]
Dalam bidang akademik sesuatu apa yang diraih oleh peserta didik selama
melakukan pendidikan di sekolah tersebut. Sedangkan dalam bidang
ekstrakulikuler nilai tambah terhadap apa yang menjadikan perbedaan sumberdaya
manusia. Apa bila perjanjian mutu yang
telah ditawarka maka dimensi reliabiliy (kehandalan) yang berkenaan dengan
kemampuan dan kualitas dalam memberikan jasa pendidikan akan menumbuhkan
kepercayaan terhadap konsumen. Sebagai mana yang dinyatakan dalam Al-Quran
surat An-Nahel ayat 91:
Artinya:
Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabilakamu
berjanji dan janganlah kamu membatalkansumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya,sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu(terhadap
sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allahmengetahui apa yang kamu perbuat.
PPRI Nomor 19 Tahun 2005 menjelaskan dalam
kaitannya mengenai masalah mutu pendidikan, maka dalam upya pengembanganya maka
hendaknya mengacu pada delapan standar nasional pendidikan yang meliputi:
standar isi, proses, kopetensi lulusan, kopetensi pendidikan dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,pembiyayaaan dan penilayan.
Menurut
Deden bahwa mutu Pendidikan adalah kepuasan pelanggan menjadi target yang harus
diperhatikan tingkat kepuasannya, bukan sekedar dari hasil produktivitasnya
saja.[8]
Oleh sebab itu ukuran terpenting adalam nenciptakan manajemen mutu Pendidikan
adalah tingkat kepuasan pelanggan. Sedangkan dalam komponen yang berkaitan mutu
Pendidikan adalah: kesiapan dan motivasi siswa, kemampuan guru profisional dan
kerjasama dalam organisasi, kurikulum meliputi relevansi isi dan oprasional,
proses pembelajaran dan sarana pera sarana, partisipan masyarakat.[9]
Menurut Nur zazin Total Quality Managemenet harus memenuhi sepesipik
mutu yang telah ditentukan sebelumnya yang disebut dengan mutu sesungguhnya (Qualiy
in Fact) dan terpenuhinya sepesifik yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan
pengguna jasa Pendidikan (Quality in perception).[10]
Sedangkan
menurut Arcaro bahwa TQM ada lima cakupan yaitu, a) focus pada pelanggan baik
internal maupun eksternal, b) adanya keterlibatan total involvement, c) adanya
ukuran-ukuran baku terhadap mutu lulusan sekolah, d) adanya komitmen dari semua
pihak dan e) adanya perbaikan yang terus menerus dan berkelanjutan.[11]
Dengan kata lain untuk meningkatkan mutu yang tinggi harus adanya kesinambungan
berbagai pihak dari komitmen pimpinan, kinerja guru yang profisonal dan
hubungan masyarakat yang baik dengan organisasi sekolah.
A.
Peningkatan
Mutu Pendidikan
Dalam dunia
Pendidikan mutu Pendidikan menjadi peranan penting untuk lakunya sebuah jasa
Pendidikan di pasaran dengan kata lain adapun upaya yang dapat digunakan mutu
sebagaiman dikemukakan oleh Trilogi Juran yaitu, perencanaan (Planning),
pengendalian (Controlling) dan peningkatan Improvement).[12] Sedangkan
menurut Prim peningkatan mutu sekolah perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu
Pendidikan dan daya saing sekolah.[13]
Adapun secara kehusus tujuan peningkatan mutu sekolah adalah sebagai berikut:
1.
Menimgkatkan
mutu Pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibelitas, partisipan,
keterbukaan, kerja sama, akuntabilitas sustanabilitas, dan inisiatif sekolah
dalam mengelola memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.
Meningkatkan
kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan
melalui pengambilan keputusan bersama.
3.
Meningkatkan
tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan perintah untuk
meningkatkan mutu sekolah.
4.
Meningkatkan
kompetesi yang sehat antar sekolah dalam meningkatkan kualitas Pendidikan.[14]
[1] Baharun, Manjemen Mutu Pendidikan Ikhtiar
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balaced
Scorecard, p, 63
[2] Baharun, Manjemen Mutu Pendidikan Ikhtiar
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balaced Scorecard,
p, 63
[3] Baharun, Manjemen Mutu Pendidikan Ikhtiar
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balaced
Scorecard, p, 64
[4] Baharun, Manjemen Mutu Pendidikan Ikhtiar
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balaced
Scorecard, p, 66
[5] Baharun, Manjemen Mutu Pendidikan Ikhtiar
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balaced
Scorecard , p, 66
[6] Baharun, Manjemen Mutu Pendidikan Ikhtiar
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balaced
Scorecard, p, 66
[7] Baharun, Manjemen Mutu Pendidikan Ikhtiar
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balaced
Scorecard , p, 67
[8] Nur
Zazi, Gerakan Menanta Mutu Pendidikan: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Perpustakaan Nasional KDT, 2011), P. 63
[9] Dede
Makbuloh, Manajemen Mutu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), P.78
[10] Nur
Zazi, Gerakan Menanta Mutu Pendidikan: Teori dan Aplikasi, p.63
[11] Nur
Zazi, Gerakan Menanta Mutu Pendidikan: Teori dan Aplikasi, p.65
[12] Syariful
Sagala, Manajemen berbasis Sekolah dan Masyarakat, (Bandung: Alfabeta,
2017), p.99
[13] Syariful
Sagala, Manajemen berbasis Sekolah dan Masyarakat, p.99
[14] Syariful
Sagala, Manajemen berbasis Sekolah dan Masyarakat, p.99
Komentar
Posting Komentar